Thursday 9 January 2014

Laporan Ilmiah Fast Food

BAB I
PENDAHULUAN


1.1  Latar Belakang
Dalam usaha mempertahankan kelangsungan hidupnya, manusia berusaha memenuhi kebutuhan primernya, dan salah satu kebutuhan primer tersebut adalah makanan. Zaman dahulu peranan makanan cepat saji bagi para nenek moyang kita belum ada, karena pada zaman dahulu mereka lebih memilih bercocok tanam atau berternak sendiri untuk memenuhi kebutuhan bahan pangan. Bahan pangan tersebut didapatkan dengan cara menjual hasil dari bercocok tanam dan berternak.  
Pada zaman modern saat ini dan semakin pesatnya kemajuan teknologi, maka kehadiran makanan cepat saji semakin memanjakan manusia dalam memenuhi kebutuhannya sehari-hari. Pola konsumsi makanan cepat saji seperti ini, dapat mengubah pola makanan masyarakat Indonesia. Awal perkembangan makanan cepat saji tersebut, dimulai pada abad-19, pada saat Amerika Serikat memasuki era industri yang menyebabkan para pekerjanya hanya mempunyai jam istirahat yang pendek dan jam kerja yang panjang. Alasan itulah yang mendorong para pekerja lebih memilih makanan yang disajikan restoran cepat saji atau fast food karena kecepatan dalam penyajian dan pelayanannya disamping rasanya yang lezat. Dari alasan tersebut yang membuat restoran siap saji semakin banyak dan berkembang di Amerika Serikat. Pada abad-20, bisnis gerai fast food semakin menyebar hingga kawasan benua Eropa, Afrika, Australia, dan Asia tidak terkecuali Indonesia yang membuka restoran cepat saji dengan konsep waralaba.
Semakin banyaknya restoran cepat saji atau fast food di Indonesia menyebabkan berubahnya gaya hidup masyarakat, semuanya menjadi serba instan, cepat, dan praktis dalam mengkonsumsi makanan tanpa memikirkan kesehatan sama sekali. Meningkatknya pendapatan masyarakat termasuk salah satu faktor berubahnya pola makanan masyarakat dan pola makanan tersebut termasuk pola makanan yang tidak sehat.
Di Indonesia, Makanan siap saji digemari dari berbagai kalangan, mulai anak-anak hingga orang lanjut usia. Dikarenakan makanan cepat saji tersebut praktis, cepat dan harganya pun terjangkau. Makanan cepat saji sangtalah beragam, dari makanan ringan hingga makanan berat. Kita tidak tahu apa bahan apa saja yang terkandung didalam makanan cepat saji tersebut. Dan kita juga tidak mengetahui apa saja dampak makanan cepat saji terhadap kesehatan tubuh kita apabila terus menerus mengkonsumsi makanan cepat saji. Apabila mengkonsumsi makanan cepat saji secara berlebihan, maka tubuh kita bisa terkena penyakit atau bisa berakibat kematian.
Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian serta membahas masalah ini sebagai bahan laporan ilmiah dengan judul : “ DAMPAK NEGATIF MAKANAN CEPAT SAJI DI KALANGAN MASYARAKAT “



1.2  Batasan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka penulis membatasi pembahasan hanya pada apa saja dampak negatif yang ditimbulkan oleh makanan cepat saji di kalangan masyarakat.

1.3  Rumusan Masalah
Rumusan masalah pada intinya mengandung deskripsi tentang kenyataan dan keadaan yang akan di teliti.
Penulis melakukan penelitian dengan melakukan observasi lapangan, yaitu melihat dan mengamati konsumen yang sedang menikmati berbagai macam makanan cepat saji di setiap gerai atau restoran makanan cepat saji.

1.4  Tujuan
Sesuai dengan rumusan masalah di atas, tujuan dari pembuatan laporan ilmiah ini adalah:
1.      Untuk mengetahui apa saja dampak negatif yang ditimbulkan apabila mengkonsumsi makanan cepat saji.
2.      Untuk mengetahui apa saja jenis-jenis makanan cepat saji.






1.5  Manfaat
Dengan melakukan penelitian ini, penulis berharap dapat memberikan manfaat, yaitu :
-          Menambah wawasan penulis dan pembaca mengenai dampak negatif yang ditimbulkan oleh makanan cepat saji.
-          Mengetahui apa saja jenis-jenis makanan cepat saji atau fast food.













BAB II
KAJIAN TEORI


2.1         Pengertian Makanan Cepat Saji (Fast Food)
Makanan cepat saji (fast food) adalah makanan yang tersedia dalam waktu cepat dan siap disantap. Mudahnya memperoleh makanan siap saji di pasaran memang memudahkan tersedianya variasi pangan sesuai selera dan daya beli. Selain itu, pengolahan dan penyiapannya lebih mudah dan cepat, cocok bagi mereka yang tidak memiliki waktu untuk memasak makanan sendiri.
Makanan  siap saji yang dimaksud adalah jenis  makanan yang dikemas, mudah disajikan, praktis, atau diolah dengan cara sederhana. Makanan tersebut umumnya diproduksi oleh industri pengolahan pangan dengan teknologi tinggi dan memberikan berbagai zat aditif untuk mengawetkan dan memberikan cita rasa bagi produk  tersebut.  Makanan siap  saji biasanya berupa  lauk pauk dalam kemasan, mie instan, nugget, atau juga corn flakes sebagai makanan untuk sarapan.
Sesuai dengan sejarah makanan siap saji, beberapa pelopor yang mengubah bisnis makanan cepat saji dan mendirikan monopoli dalam bisnis ini , dimulai pada awal 1920-an dan 1940-an. Pertumbuhan mereka sangatlah luar biasa, menggurita dimana-mana serta menjadi bagian tak terpisahkan kehidupan manusia modern. Fast food mengandung banyak lemak, sodium, dan gula yang telah dinyatakan bisa menurunkan kepadatan tulang. Selain itu, fast food juga tidak mengandung nutrisi yang seimbang karena proses memasaknya yang tidak bisa dikontrol. Beberapa jenis fast food kaya akan minyak dan mentega, yang tentunya juga tanpa ada jaminan kebersihan, dan hampir tidak tersedia pilihan fast food dengan kadar lemak yang dikurangi. Di samping itu, fast food juga cenderung hanya mengandung sedikit sayur dan buah. Mengkonsumsi makanan cepat saji secara berlebihan, tidak hanya menyebabkan obesitas tetapi juga mengikis kemampuan otak. Hal ini yang dihasilkan pada penelitian yang dilakukan para peneliti Oxford University, mereka menemukan, selain dapat melebarkan ukuran lingkaran pinggang, diet kaya lemak seperti kari, kebab, burger, dan keripik bisa menurunkan kecerdasan.
Munculnya makanan cepat saji di dalam indsutri makanan di Indonesia juga bisa mempengaruhi berubahnya pola makan masyarakat. Khususnya para remaja yang biasanya menggunakan gerai-gerai dan restoran makanan siap saji sebagai tempat bersantai dan berkumpul dengan teman-temannya. Selain itu, makanan di restoran cepat saji tersebut harga yang ditawarkan dengan harga yang sangat terjangkau, pelayanannya cepat dan jenis makanannya memenuhi selera.
Keberadaan gerai-gerai dan resoran makanan cepat saji semakin menjamur di kota-kota besar di Indonesia, yang menyajikan berbagai makanan cepat saji yang dapat berupa makanan tradisional Indonesia (seperti Restoran Padang) dan makanan yang berasal dari negara asing atau makanan barat (misalnya : Kentucky Fried Chicken) yang sangat terkenal dengan ayam gorengnya, disamping jenis makanan yang tidak kalah popular seperti Spaghetti, Burger, Pizza, dan sebagainya. Manajemen penjualan makanan cepat saji ini banyak melakukan inovasi-inovasi yang baru misalnya pelayanan yang praktis, desain interior restoran tersebut dibuat modern, menarik, dan bersih sehingga para konsumen sangat nyaman  dengan pelayanan ditambah fasilitas yang menarik.
Dengan demikian, sebetulnya makanan cepat saji memang cukup membantu atau memudahkan kami para konsumen untuk dapat melepaskan rasa lapar dan ras aingin segera membeli makanan tanpa harus menunggu lama , karena kita kethaui makanan sepat saji adalah makanan yang prkatis untuk dikonsumsi dengan berbagai macam menu dan harga yang ditawarkan. Dengan adanya makanan cepat saji yang bervariasi serta harga yang cukup terjangkau maka tak heran banyak masyarakat dari anak-anak , remaja , bahkan kalangan dewas pun menyukai makan di tempat makan cepat saji . Namun para masyarakat yang mengkonsumsi makanan cepat saji harus menyadari resiko , karena makanan cepat cepat saji tidak semuanya menyehatkan dan tidak semua memiliki kandungan gizi yang baik .Maka jika sering mengkonsumsi makanan cepat saji sebaiknya diperhatikan pola hidup yang baik agar tetap sehat.

2.2         Produksi makanan cepat saji (fast food)
2.2.1   Kemasan makanan cepat saji
Kemasan makanan adalah wadah atau tempat makanan agar kualitas  makanan tetap baik, meningkatkan penampilan produk, dan memudahkan transportasi. Sampai saat ini menurut Ketua Federasi PengemasanIndonesia Hengky Darmawan di Indonesia sistem pengemasannya baru 10% yang sesuai aturan SNI.  Pemilihan jenis kemasan harus memperhatikan food grade dan food safety. Beberapa faktor yang mempengaruhi produsen dalam memilih kemasan adalah tampil menarik, mampu melindungi produk yang dikemas, dan pertimbangan ekonomis. 
Bahan yang digunakan selama ini berupa plastik atau styrofoam (pembungkus mie instant dan  nugget), PVC (polyvinyl clorida untuk pembungkus kembang gula), kaleng (makanan buah, susu, makanan lauk-pauk). Unsur-unsur bahan pengemas yang berbahaya bagi kesehatan konsumen karena  terdapatnya zat plastik  berbahaya seperti PVC yang dapat menghambat produksi hormon testosteron (Atterwill dan Flack, 1992)  kemasan kaleng disinyalir mengandung timbal (Pb) dan VCM (Vinyl Chlorid Monomer) yang bersifat karsinogenik yaitu memacu sel kanker, dan styrofoam bersifat mutagenik (mengubah gen) dan karsinogenik.

2.3         Distribusi makanan cepat saji (Fast Food)
Fast food bebas dikonsumsi oleh siapa saja, dari anak-anak hingga orang dewasa. Kebanyakan yang mengkonsumsi fast food adalah orang-orang yang memiliki aktivitas berlebih yang tidak mempunyai waktu untuk memasak makanan di rumah. Mereka lebih memilih membeli makanan di luar karena lebih praktis.
Fast food telah tersebar di segala penjuru terutama di kota-kota besar yang memiliki penduduk sangat padat. Berbagai macam bentuk fast food yang telah di distribusikan di semua daerah. Bahkan di negara-negara maju telah menjadi konsumsi sehari-hari.

2.4         Nilai Gizi makanan cepat saji (Fast Food)
Sehat adalah berfungsinya organ tubuh secara fisiologis normal. Dalam konsumsi pangan konsumen tidak hanya menilai dari citarasa dan nilai gizinya tetapi juga mempertimbangkan pengaruh pangan terhadap kesehatan dan kebugaran tubuh, atau menurunkan efek negatif suatu penyakit, dan kalau memungkinkan menyembuhkan penyakit tersebut.
Pada umumnya menu makanan cepat saji mengandung kalori, garam dan lemak termasuk kolesterol dalam jumlah yang besar, selain itu menu ala Barat umumnya hanya sedikit mengandung serat (dietary fiber) dibanding makanan di rumah tangga. Kalori adalah satuan ukuran untuk energi yang didapatkan tubuh dari makanan seperti dari karbohidrat, protein dan lemak. Setiap gram karbohidrat dan protein memberikan kurang lebih 4 kalori energi, sedangkan dari 1 gram lemak diperoleh hampir 9 kalori.
Oleh karenanya dapat diduga bahwa menu makanan cepat saji ala Barat mengandung kalori yang lebih tinggi dibandingkan dengan makanan rumahan serta tidak mengandung beberapa unsur yang diperlukan tubuh (serat, vitamin, mineral) dalam jumlah yang cukup. Fungsi normal tubuh seperti bernapas dan denyut jantung, serta aktivitas fisik membutuhkan energi. Kebutuhan energi setiap orang berbeda-beda, antara lain dipengaruhi oleh faktor usia, jenis kelamin, dan tingkat aktivitas seseorang.
Kekurangan kalori merupakan salah satu penyebab menurunnya produktivitas kerja. Sebaliknya kelebihan kalori akan menambah berat badan dan menyebabkan kegemukan. Banyak penelitian membuktikan, seperti halnya kegemukan (obesitas), konsumsi makanan tinggi lemak menyebabkan peningkatan kolesterol dalam darah dan merupakan salah satu faktor resiko pemicu penyakit jantung, stroke dan diabetes. Selain itu, diet tinggi lemak juga memperbesar resiko terkena kanker, terutama kanker payudara dan usus besar.
Dalam hidupnya, setiap orang juga membutuhkan asupan garam dari makanan, untuk mengganti sejumlah zat gizi yang dikeluarkan tubuh sehari-hari. Pengeluaran tersebut antara lain melalui keringat, tinja dan air kemih. Unsur natrium adalah kandungan mineral yang paling dominan menjadi komposisi garam dalam makanan. Pada orang tertentu, diet tinggi garam mempunyai hubungan dengan resiko terjadinya penyakit darah tinggi.Adapun serat dari makanan merupakan karbohidrat komplek, yang tidak turut dicerna. Serat dapat membantu fungsi pencernaan dengan mengurangi kemungkinan sulit buang air besar, selain peran lainnya dalam menurunkan kadar kolesterol dan gula darah.

2.5         Jenis-Jenis Makanan Cepat Saji (Fast Food)
1.             Makanan Gorengan
         Golongan makanan ini pada umunya kandungan kalorinya tinggi, kandungan lemak/minyak dan oksidanya tinggi. Bila dikonsumsi secara regular dapat menyebabkan kegemukan, mengakibatkan hyperlipitdema dan sakit jantung korener. Dalam prosese menggoreng sering terjadi banyak zat karsiogenik, hal mana telah dibuktikan kecenderungan kanker bagi mereka yang mengkonsumsi makanan gorengan jauh lebih tinggi dari yang tidak / sedikit mengkonsumsi makanan gorengan.

2.             Makanan Kalengan
          Baik yang berupa buah kalengan atau daging kalengan, kandungan gizinya sudah banyak dirusak, terlebih kandungan vitaminnya hampir seluruhnya mengalami penurunan baik kualitas maupun kuantitas dari bahan asalnya. Terlebih dari itu kandungan proteinnya telah mengalami perubahan sifat hingga penyerapannya diperlambat. Nilai gizinya jauh berkurang. Selain itu banyak buah kalengan berkadar gula tinggi dan diasup ke tubuh dalam bentuk cair sehingga penyerapannya sangat cepat. Dalam waktu singkat dapat menyebabkan kadar gula darah meningkat, memberatkan beban pancreas. Bersamaan dengan tingginya  kandungan kalori, juga dapat menyebabkan obesitas.
3.             Makanan Asinan
          Dalam proses pengasinan dibutuhkan penambahan garam secara signifikan, hal mana dapat mengakibatkan kandungan garam makanan tersebut melewati batas, menambah beban ginjal. Bagi pengkonsumsi makanan asinan tersebut, bahaya hipertensi dihasilkan. Terlebih pada proses pengasinan sering ditambahkan amonium nitrit yang menyebabkan peningkatan bahaya kanker hidung dan tenggorokan. Kadar garam tinggi dapat merusak selaput lendir pada lambung dan usus. Bagi mereka yang secara kontinyu mengkonsumsi makanan asin dapat menyebabkan radang lambung dan usus.
4.             Makanan daging yang di olah (hamburger, sosis, dll)
          Dalam makanan golongan tersebut mengandung garam nitrit dapat menyebabkan kanker, juga mengandung pengawet/pewarna dll yang memberatkan beban hati / lever. Dalam ham dsb kadar natriumnya tinggi, mengkonsumsi dalam jumlah besar dapat mengguncangkan tekanan darah dan memberatkan kerja ginjal.
5.             Makanan dan daging berlemak dan jerohan.
          Walaupun makan ini mengandung kadar protein yang baik serta vitamin dan mineral, tapi dalam daging berlemak dan jerohan mengandung lemak jenuh dan kolestrol yang sudah divonis sebagai pencetus penyakit jantung. Makan jerohan binatang dalam jumlah banyak dan waktu lama dapat menyebabkan pernyakit jantung koroner dan tumor ganas (kanker usus besar), kanker payudara dll.
6.             Olahan Keju
         Sering mengkonsumsi olahan keju dapat menyebabkan penambahan berat badan hingga gula drah meninggu. Mengkonsumsi cake/kue keju bertelur menyebabkan kurang gairah makan. Konsumsi makanan berkadar lemak dan gula tinggi sering mengakibatkan pengosongan perut. Banyak kasus terjadinya hyperakiditas dan rasa terbakar.
7.             Mie Instan
         Makanan ini tergolong makanan tinggi garam, miskin vitamin, mineral. Kadar garam tinggi menyebabkan beratnya beban ginjal, meningkatkan tekanan darah dan mengandung trans lipid, memberatkan beban pembuluh darah jantung.

8.             Makanan yang dipanggang / dibakar
         Mengandung zat penyebab kanker.
9.             Sajian manis beku
         Termasuk golongan ini ice cream, cake beku dll. Golongan ini punya 3 masalah karena mengandung mentega tinggi yang menyebabkan obesitas karena kadar gula tinggi mengurangi nafsu makan juga karena temperature rendah sehingga mempengaruhi usus.
10.         Manisan kering
         Mengandung garam nitrat. Dalam tubuh bergabung dengan ammonium menghasilkan zat karsiogenik juga mengandung esen segai tambahan yang merusak fungsi hati dan organ lain, mengandung garam tinggi yang menyebabkan tekanan darah tinggi dan memberatkan kerja ginjal.

2.6         Zat-zat yang Terkandung dalam makanan cepat saji (Fast Food)
Beberapa jenis fast food kaya akan minyak dan mentega, dan hampir tidak tersedia pilihan fast food dengan kadar lemak yang dikurangi. Di samping itu, fast food juga cenderung hanya mengandung sedikit sayur dan buah. Berikut ini adalah zat-zat yang tidak baik yang terkandung dalam berbagai macam fast food :
1.      Zat Aditif. Zat ini diperuntukkan agar mutu dan kestabilan makanan tetap terjaga. Zat yang sangat sering di gunakan untuk hal ini adalah penyedap rasa (mono sodium glutamate), pengawet seperti BHA, K-nitrit dll, anti kempal, pemutif dan pematang tepung (aseton peroksida)dan sekustran (asam fosfat).
2.       Lemak yang tinggi, termasuk kolesterol yang mencapai 70% serta hanya sedikit mengandung serat yang justru sangat dibutuhkan oleh tubuh.
3.      Kalori yang tinggi. Menurut peneliti, jumlah kalori dari fast food lebih tinggi dari makanan yang dimasak sendiri di rumah. Jumlah kalori yang seharusnya dikonsumsi dalam sehari bisa dipenuhi hanya dengan sekali makan di fast food outlet dengan mengonsumsi makanan seperti burger, kentang goreng, minuman dan makanan penutup.
4.       Mengandung protein hewaninya yang cukup kaya.
5.      Natrium yang berlebihan.

2.7         Perbedaan Fast Food dengan Junk Food
Junk food adalah istilah yang mendeskripsikan makanan yang tidak sehat atau memiliki sedikit kandungan nutrisi. Junk food mengandung jumlah lemak yang besar. Makanan cepat saji seperti hamburger, kentang goreng dari McDonald, KFC dan Pizza Hut sering dianggap sebagai junk food. Junk food termasuk kedalamnya jenis makanan yang tinggi kandungan garam, gula, lemak dan tinggi kalori serta rendah nutrisi. Makanan bergaram, permen, permen karet, makanan penutup yang mengandung gula, makanan cepat saji gorengan, dan minuman yang berkarbonasi adalah jenis junk food yang utama.
Umumnya, junk food menawarkan sedikit protein, vitamin dan mineral dan tinggi kalori yang berasal dari gula atau lemak. Istilah nol kalori mencerminkan sedikit nutrisi pada junk food ini. Junk food juga dapat diartikan secara harfiah menjadi “makanan rongsokan” atau bisa disebut juga “makanan tak berguna”. Makanan yang dijadikan sebagai perilaku gaya hidup yang muncul karena globalisasi dan modernisasi ini ternyata tidak memiliki nilai-nilai nutrisi yang baik untuk kesehatan tubuh kita, sehingga sebutan junk food ini benar-benar sesuai untuk disandangnya.
Masyarakat di era modern ini ternyata terlalu berlebihan mengonsumsi junk food, bahkan dijadikan sebagai makanan favoritnya. Tidak aneh juga, karena iklan-iklan yang digencarkannya melalui televisi dan media cetak dapat memberikan pengaruh besar dalam mempromosikan junk food ini. Umumnya anak dan remaja merupakan golongan yang sering memakan junk food. Seorang ahli menyatakan bahwa terlalu banyak memakan junk food merupakan salah satu faktor yang mengkontribusi terjadinya obesitas pada anak.
Orang tua biasanya mengenali kebanyakan junk food seperti permen, biscuit, donat, sereal, es krim, soda, dan minuman buah, namun biasanya orangtua tak terlalu memperhatikannya. Sebagai tambahan, junk food tidak hanya makanan yang mengandung banyak gula, tetapi juga yang mengandung tinggi garam, atau tinggi kalori yang tidak mengandung nilai kalori seperti serat, vitamin dan mineral. Juga perlu diingat bahwa junk food bisa mengandung banyak kalori yang berasal dari gula atau lemak. Contoh junk food selain permen dan snack antara lain : hamburger daging, hamburger keju, tacos, roti lapis ayam, kentang goreng, nugget, nachos, keripik kentang, pizza.
Kehadiran fast food langsung disukai oleh masyarakat karena cocok untuk gaya hidup orang modern. Cara penyajiannya cepat sehingga semua orang bisa menyantapnya sambil berdiri atau berjalan, bahkan jalan-jalan di taman kota. Bertahun-tahun gaya hidup serba instan itu berjalan, sampai akhirnya mereka tersadar bahwa maraknya fast food telah membuat jumlah orang gemuk di AS juga meningkat tajam. Sebenarnya fast food tidak sama dengan junk food (makanan sampah yang hanya padat kalori). Bahan penyusun fast food termasuk golongan pangan bergizi. Yang penting dilakukan adalah bagaimana mengatur frekuensi makan fast food agar tidak dikonsumsi secara berlebihan. Junk food adalah kata lain untuk makanan yang jumlah kandungan nutrisinya terbatas. Umumnya yang termasuk dalam golongan junk food adalah makanan yang kandungan garam, gula, lemak, dan kalorinya tinggi, tetapi kandungan gizinya sedikit.












BAB III
METODE PENELITIAN

3.1         Metode Penelitian
3.1.1   Objek Penelitian
Dalam penelitian ini, objek yang di teliti oleh penulis adalah seorang karyawati yang bekerja disebuah perusahaan swasta.

3.2         Metode Pengumpulan Data
Penulis melakukan pengumpulan data untuk mempermudah proses penelitian dengan beberapa metode yang dilakukan. Metode tersebut antara lain :
1.      Wawancara
Data dan informasi yang berkaitan dengan dampak negatif dari makanan cepat saji ini di dapatkan penulis dengan cara menggunakan beberapa pertanyaan. Pihak yang penulis wawancara adalah salah seorang karyawati perusahaan swasta di Jakarta yang memiliki kebiasaan mengkonsumsi makanan cepat saji.
2.      Internet Browsing
Internet browsing merupakan suatu hal yang penting dan sangat membantu dalam memudahkan pencarian data dari berbagai sumber jaringan informasi yang sangat luas. Data yang diperoleh bisa berupa teks maupun gambar. Kegiatan browsing ini hanya difokuskan untuk memperoleh data dan berbagai masukan yang akurat berkenaan dengan tema penelitian yang sedang dilaksanakan.

3.3         Metode Analisis Data
Metode analisis yang digunakan dalam karya tulis ini adalah deskripsi kualitatif. Data-data yang penulis peroleh berupa data verbal (dari proses wawancara) dan browsing internet. Data tersebut diolah menjadi kalimat yang padu dan disajikan dalam bentuk rangkaian paragraf yang dilengkapi beberapa gambar. Dengan begitu, pembaca akan lebih mudah memahami materi yang penulis sajikan.














BAB IV
PEMBAHASAN

4.1         Profil Objek Penelitian
Berdasarkan wawancara penulis dengan seorang konsumen yang bekerja sebagai karyawati di salah satu perusahaan swasta di Jakarta, penulis mendapatkan informasi mengenai tingkat keseringan konsumen tersebut dalam mengkonsumsi makanan cepat saji atau makanan instan. Hasil yang di dapatkan sebagai berikut :
1.      Tingkat keseringan konsumen tersebut mengkonsumsi makanan cepat saji.
2.      Konsumen mengkonsumsi makanan cepat saji dalam sehari mencapai 2-3kali per hari.
3.      Jenis makanan cepat saji yang dikonsumsi adalah sebagai berikut :
a.       Mie instan
b.      Makanan ringan ( snack )
c.       Softdrink
d.      Burger, pizza, sosis, gorengan





4.2         Dampak negatif makanan cepat saji terhadap pola makan
Konsumen yang rata-rata memiliki jam sibuk atau tidak memiliki waktu untuk memasak makanan sendiri, cenderung mengkonsumsi makanan cepat saji secara terus menerus. Hal ini sangat berakibat buruk terhadap kesehatan tubuh dan menimbulkan berbagai penyakit. Meskipun konsumen yang mengkonsumsi makanan cepat saji tersebut hanya satu hari dan pada saat itu juga tidak akan langsung terjadi reaksinya. Dampaknya akan terasa sekitar 10 tahun yang akan datang.
Pola makan yang konsumtif ini akan memperburuk pola makan sehari-hari. Konsumen lebih cenderung ngemil daripada memakan makanan yang sehat yang seharusnya mereka konsumsi ( 4 sehat 5 sempurna ) dan jadwal makan menjadi tidak teratur.

4.3         Dampak negatif Fast Food terhadap kesehatan
Beberapa dampak negatif makanan cepat saji adalah sebagai berikut:
1.      Meningkatkan Resiko Serangan Jantung
Kandungan kolesterol yang tinggi pada makanan cepat saji dapat mengakibatkan penyumbatan pembuluh darah. Pembuluh darah yang tersumbat akan membuat aliran darah tidak lancar yang dapat mengakibatkan terjadinya serangan jantung koroner.
2.      Membuat Ketagihan
Makanan cepat saji mengandung zat aditif yang dapat membuat ketagihan dan merangsang untuk ingin terus memakannya sesering mungkin.

3.      Meningkatkan Berat Badan
Jika suka mengonsumsi makanan cepat saji dan jarang berolahraga, maka dalam beberapa minggu tubuh akan mengalami penambahan berat badan yang tidak sehat. Lemak yang di dapat dari mengonsumsi makanan cepat saji tidak digunakan dengan baik oleh tubuh jika tidak berolahraga. Lemak inilah yang kemdian tersimpan dan menumpuk dalam tubuh.
4.      Meningkatkan Resiko Kanker
Kandungan lemak yang tinggi yang terdapat dalam makanan cepat saji dapat meningkatkan risiko kanker, terutama kanker payudara dan usus besar.
5.      Memicu Diabetes
Kandungan kalori dan lemak jenuh yang tinggi dalam makanan cepat saji akan memicu terjadinya resistensi insulin yang berujung pada penyakit diabetes. Resistensi insulin terjadi ketika sel-sel tubuh tidak merespon insulin sehingga menurunkan penyerapan glukosa yang menyebabkan banyak glukosa menumpuk di aliran darah.
6.      Memicu Tekanan Darah Tinggi
Garam dapat membuat masakan menjadi jauh lebih nikmat. Hampir semua makanan makanan cepat saji mengandung garam yang tinggi. Garam mengandung natrium, ketika kadar natrium dalam darah tinggi dan tidak dapat dikeluarkan oleh ginjal, volume darah meningkat karena natrium bersifat menarik dan menahan air. Peningkatan ini menyebabkan jantung bekerja lebih keras untuk mengalirkan darah ke seluruh tubuh yang menyebabkan tekanan darah tinggi.
7.      Maag
Penyakit maag atau juga biasa dikenal dengan nama gastritis merupakan suatu keadaan kesehatan dimana terjadi pembengkakan, peradangan atau iritasi pada lapisan lambung. Penyakit ini biasanya menyerang tiba-tiba dan berlangsung singkat, namun ada saatnya juga merupakan bagian penyakit kesehatan yang serius dan berlangsung cukup lama. Hingga saat ini belum ada cara yang mudah untuk hidup sehat terbebas dari sakit maag selain  memperbaiki pola hidup dan pola makan.

4.4         Upaya Meminimalisasi Dampak Negatif Fast Food
Untuk mengurangi dan meminimalisasi dampak negatif zat aditif makanan cepat saji (fast food) dapat di upayakan dengan beberapa cara antara lain :
1.      Secara Internal
Mengurangi konsumsi makanan siap saji, meningkatkan konsumsi sayur dan buah-buahan serta mengkonsumsi vitamin. Beberapa vitamin diduga mengandung zat antikarsinogen diantaranya adalah Vitamin A, C, E banyak terdapat dalam sayur dan buah; asam folat terdapat dalam brokoli, bayam dan asparagus: Betakaroten, Vitamin B3 (niasin), vitamin D dalam bentuk aktif (1.25-hidroksi) terdapat pada mentega, susu, kuning telur, hati, beras dan ikan.
Memberi pengertian pada keluarga tentang bahaya zat aditif, mengawasi, mengontrol  pemberian dan penggunaan uang jajan dan membiasakan membawa bekal  makanan sehat dari rumah.
2.      Secara Eksternal
Produsen diperlukan kesadaran dan tanggung jawab produsen terhadap penggunaan zat aditif pada bahan pangan yang diproduksikan, memberikan informasi yang jelas komposisi makanan termasuk zat aditif yang ditambahkan. Pemerintah melakukan pengawasan dan menindak tegas produsen yang melanggar aturan yang berlaku. Meneruskan kegiatan PMT-AS (Program Makanan Tambahan-Anak Sekolah) dengan memanfaatkan sumber makanan lokal.
Non-pemerintah (LSM) memfasilitasi terbentuknya kelompok konsumen, mendorong peran serta masyarakat sebagai pengawas kebijakan publik, mengantisipasi kebijakan global yang berdampak pada konsumen, melakukan pengawasan dan bertindak sebagai pembela konsumen. Tepat jika disadari pula, bahwa makanan bukan satu-satunya faktor pencetus kondisi-kondisi gangguan kesehatan tersebut. Kegemukan secara garis besar terjadi karena asupan kalori lebih banyak dari jumlah kalori yang dibakar, guna keperluan tubuh menjalankan fungsinya dan beraktivitas. Akibatnya, kelebihan kalori yang tidak dibakar tersebut akan menumpuk di tubuh, dalam bentuk lemak. Sehingga berat badan dan kandungan lemak dalam tubuh, termasuk kolesterol darah, dapat cenderung meningkat. Untuk itu, kita perlu lebih selektif dalam memilih makanan, serta dikombinasikan dengan kebiasaan hidup sehat lainnya. Misalnya, berolahraga secara teratur akan memberikan hasil lebih optimal pada kesehatan tubuh.

4.4.1   Cara mengurangi mengkonsumsi Fast Food
Ambil langkah-langkah untuk diet dan pola makan yang lebih baik, tidak peduli betapa sedikit waktu yang  dimiliki. Dengan beberapa trik baru, akan bermanfaat pada diet harian dan mungkin akan meningkatkan energi secara keseluruhan. Untuk memulai pola makan sehat, butuh meluangkan sedikit waktu untuk membuat perencanaannya, tetapi jika sudah tersusun maka akan sangat membantu untuk ke depannya.
Persiapan adalah segalanya, buat daftar saat berbelanja, jangan mengambil apa saja yang tertangkap oleh mata. Daftar belanja akan mengontrol nafsu belanja dan mungkin juga bisa menghemat uang. Untuk hasil yang lebih maksimal, biasakan belanja untuk keperluan 2 minggu ke depan, dengan berisi bahan makanan bergizi untuk meningkatkan daya tahan tubuh, sehingga kita tidak mudah sakit. Pilih bahan makanan yang mudah disiapkan.
Lalu mulailah meluangkan waktu untuk memasak makanan sendiri di rumah, baik untuk makanan utama maupun snack. Jika merasa perlu untuk memesan makanan di luar, usahakan untuk memilih makanan yang sehat, lebih baik memilih makanan seperti ayam dan salad daripada burger atau kentang goreng. Beberapa restoran cepat saji mulai menyediakan pilihan makanan yang sehat, seperti makanan yang dipanggang, buah-buahan dan salad.
Coba untuk membatasi minuman soda dan minuman ringan lainnya, minuman seperti ini dapat memiliki efek buruk pada diet yang dilakukan. Cobalah untuk tetap makan makanan yang sehat, meski selalu dibutuhkan persiapan kecil, namun pasti semua itu dapat dilakukan.




















BAB V
PENUTUP


5.1         Kesimpulan
Dalam fast food terkandung banyak sekali zat-zat yang berbahaya dan dapat menimbulkan penyakit bagi tubuh jika dikonsumsi berlebihan. Sudah banyak penelitian yang dilakukan oleh para ahli yang memmbuktikan hal ini. Fast food mengandung banyak sekali kalori,lemak, protein hewani dan zat-zat kimia berbahaya yang tidak baik jika dikonsumsi berlebihan. Banyak jenis fast food hanya mengandung sedikit bahan sayur dan buah yang justru dibutuhkan oleh tubuh.
Bukan hanya penyakit yang dapat ditimbulkan tapi juga ganguan fungsi persafan yang dapat menyebabkan kita lambat dalam berpikir ataupun bertindak. Tidak hanya itu, perubahan psikologis juga dapat terjadi karena berlebihan mengonsumsi fast food. Penyakit, gangguan, ataupun perubahan psikologis tidak akan langsung kita rasakan saat kita mengonsumsi fast food. Tapi itu semua akan terjadi bila kita sering mengonsumsinya.

5.2         Saran
Bijaklah dalam memilih makanan. Jika kita terpaksa memilih makan cepat saji maka perhatikanlah dulu kandungan dari makanan tersebut. Dan usahakan jangan mengonsumsi fast food lebih dari satu macam, seperti fried chicken bersama french fries atau burger bersama french fries. Cukup satu macam saja. Dampak mungkin tidak terlalu terasa pada saat itu juga, tapi nantinya bagi akan sangat berpengaruh. Bagaimana tidak, kita menimbun zat aditif di dalam kita, kita mewariskan penyakit untuk anak cucu kita. Hindarilah makanan cepat saji.




















DAFTAR PUSTAKA













3 comments:

  1. sangat bermanfaat kak, izin untuk dijadikan referensi yaa ka :)

    ReplyDelete
  2. Terima kasih banyak kak, izin untuk menjadi referensi makalah saya semoga penulis sehat selalu.

    ReplyDelete