BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Dalam usaha mempertahankan kelangsungan hidupnya, manusia
berusaha memenuhi kebutuhan primernya, dan salah satu kebutuhan primer tersebut
adalah makanan. Zaman dahulu peranan makanan cepat saji bagi para nenek moyang
kita belum ada, karena pada zaman dahulu mereka lebih memilih bercocok tanam
atau berternak sendiri untuk memenuhi kebutuhan bahan pangan. Bahan pangan
tersebut didapatkan dengan cara menjual hasil dari bercocok tanam dan berternak.
Pada zaman modern saat ini dan semakin pesatnya kemajuan
teknologi, maka kehadiran makanan cepat saji semakin memanjakan manusia dalam
memenuhi kebutuhannya sehari-hari. Pola konsumsi makanan cepat saji seperti
ini, dapat mengubah pola makanan masyarakat Indonesia. Awal perkembangan makanan
cepat saji tersebut, dimulai pada abad-19, pada saat Amerika Serikat memasuki
era industri yang menyebabkan para pekerjanya hanya mempunyai jam istirahat
yang pendek dan jam kerja yang panjang. Alasan itulah yang mendorong para
pekerja lebih memilih makanan yang disajikan restoran cepat saji atau fast food karena kecepatan dalam
penyajian dan pelayanannya disamping rasanya yang lezat. Dari alasan tersebut
yang membuat restoran siap saji semakin banyak dan berkembang di Amerika
Serikat. Pada abad-20, bisnis gerai fast
food semakin menyebar hingga kawasan benua Eropa, Afrika, Australia, dan
Asia tidak terkecuali Indonesia yang membuka restoran cepat saji dengan konsep
waralaba.
Semakin banyaknya restoran cepat saji atau fast food di Indonesia menyebabkan
berubahnya gaya hidup masyarakat, semuanya menjadi serba instan, cepat, dan
praktis dalam mengkonsumsi makanan tanpa memikirkan kesehatan sama sekali. Meningkatknya
pendapatan masyarakat termasuk salah satu faktor berubahnya pola makanan
masyarakat dan pola makanan tersebut termasuk pola makanan yang tidak sehat.
Di Indonesia, Makanan siap saji digemari dari berbagai
kalangan, mulai anak-anak hingga orang lanjut usia. Dikarenakan makanan cepat
saji tersebut praktis, cepat dan harganya pun terjangkau. Makanan cepat saji
sangtalah beragam, dari makanan ringan hingga makanan berat. Kita tidak tahu
apa bahan apa saja yang terkandung didalam makanan cepat saji tersebut. Dan
kita juga tidak mengetahui apa saja dampak makanan cepat saji terhadap
kesehatan tubuh kita apabila terus menerus mengkonsumsi makanan cepat saji. Apabila
mengkonsumsi makanan cepat saji secara berlebihan, maka tubuh kita bisa terkena
penyakit atau bisa berakibat kematian.
Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka penulis
tertarik untuk melakukan penelitian serta membahas masalah ini sebagai bahan
laporan ilmiah dengan judul : “ DAMPAK
NEGATIF MAKANAN CEPAT SAJI DI KALANGAN MASYARAKAT “
1.2
Batasan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka penulis
membatasi pembahasan hanya pada apa saja dampak negatif yang ditimbulkan oleh
makanan cepat saji di kalangan masyarakat.
1.3
Rumusan Masalah
Rumusan masalah pada intinya mengandung deskripsi tentang
kenyataan dan keadaan yang akan di teliti.
Penulis melakukan penelitian dengan melakukan observasi
lapangan, yaitu melihat dan mengamati konsumen yang sedang menikmati berbagai
macam makanan cepat saji di setiap gerai atau restoran makanan cepat saji.
1.4
Tujuan
Sesuai dengan rumusan masalah di atas, tujuan dari pembuatan
laporan ilmiah ini adalah:
1.
Untuk
mengetahui apa saja dampak negatif yang ditimbulkan apabila mengkonsumsi
makanan cepat saji.
2.
Untuk mengetahui
apa saja jenis-jenis makanan cepat saji.
1.5
Manfaat
Dengan melakukan penelitian ini, penulis berharap dapat
memberikan manfaat, yaitu :
-
Menambah
wawasan penulis dan pembaca mengenai dampak negatif yang ditimbulkan oleh
makanan cepat saji.
-
Mengetahui
apa saja jenis-jenis makanan cepat saji atau fast food.
BAB II
KAJIAN TEORI
2.1
Pengertian Makanan Cepat Saji (Fast Food)
Makanan cepat saji (fast
food) adalah makanan yang tersedia dalam waktu cepat dan siap disantap. Mudahnya
memperoleh makanan siap saji di pasaran memang memudahkan tersedianya variasi
pangan sesuai selera dan daya beli. Selain itu, pengolahan dan penyiapannya
lebih mudah dan cepat, cocok bagi mereka yang tidak memiliki waktu untuk
memasak makanan sendiri.
Makanan
siap saji yang dimaksud adalah jenis makanan yang dikemas, mudah
disajikan, praktis, atau diolah dengan cara sederhana. Makanan tersebut umumnya
diproduksi oleh industri pengolahan pangan dengan teknologi tinggi dan
memberikan berbagai zat aditif untuk mengawetkan dan memberikan cita rasa bagi
produk tersebut. Makanan siap saji biasanya berupa lauk
pauk dalam kemasan, mie instan, nugget, atau juga corn flakes sebagai makanan
untuk sarapan.
Sesuai
dengan sejarah makanan siap saji, beberapa pelopor yang mengubah bisnis makanan
cepat saji dan mendirikan monopoli dalam bisnis ini , dimulai pada awal 1920-an
dan 1940-an. Pertumbuhan mereka sangatlah luar biasa, menggurita dimana-mana
serta menjadi bagian tak terpisahkan kehidupan manusia modern.
Fast food mengandung banyak lemak, sodium, dan gula yang telah
dinyatakan bisa menurunkan kepadatan tulang. Selain itu, fast food juga tidak mengandung nutrisi yang seimbang karena proses
memasaknya yang tidak bisa dikontrol. Beberapa jenis fast food kaya akan minyak dan mentega, yang tentunya juga tanpa ada
jaminan kebersihan, dan hampir tidak tersedia pilihan fast food dengan kadar lemak yang dikurangi. Di samping itu, fast food juga cenderung hanya
mengandung sedikit sayur dan buah. Mengkonsumsi makanan cepat saji secara
berlebihan, tidak hanya menyebabkan obesitas tetapi juga mengikis kemampuan
otak. Hal ini yang dihasilkan pada penelitian yang dilakukan para peneliti
Oxford University, mereka menemukan, selain dapat melebarkan ukuran lingkaran
pinggang, diet kaya lemak seperti kari, kebab, burger, dan keripik bisa
menurunkan kecerdasan.
Munculnya makanan cepat saji di dalam indsutri makanan di
Indonesia juga bisa mempengaruhi berubahnya pola makan masyarakat. Khususnya
para remaja yang biasanya menggunakan gerai-gerai dan restoran makanan siap
saji sebagai tempat bersantai dan berkumpul dengan teman-temannya. Selain itu,
makanan di restoran cepat saji tersebut harga yang ditawarkan dengan harga yang
sangat terjangkau, pelayanannya cepat dan jenis makanannya memenuhi selera.
Keberadaan gerai-gerai dan resoran makanan cepat saji semakin
menjamur di kota-kota besar di Indonesia, yang menyajikan berbagai makanan
cepat saji yang dapat berupa makanan tradisional Indonesia (seperti Restoran
Padang) dan makanan yang berasal dari negara asing atau makanan barat (misalnya
: Kentucky Fried Chicken) yang sangat terkenal dengan ayam gorengnya, disamping
jenis makanan yang tidak kalah popular seperti Spaghetti, Burger, Pizza, dan
sebagainya. Manajemen penjualan makanan cepat saji ini banyak melakukan
inovasi-inovasi yang baru misalnya pelayanan yang praktis, desain interior
restoran tersebut dibuat modern, menarik, dan bersih sehingga para konsumen
sangat nyaman dengan pelayanan ditambah
fasilitas yang menarik.
Dengan
demikian, sebetulnya makanan cepat saji memang cukup membantu atau memudahkan
kami para konsumen untuk dapat melepaskan rasa lapar dan ras aingin segera
membeli makanan tanpa harus menunggu lama , karena kita kethaui makanan sepat
saji adalah makanan yang prkatis untuk dikonsumsi dengan berbagai macam menu
dan harga yang ditawarkan. Dengan adanya makanan cepat saji yang bervariasi
serta harga yang cukup terjangkau maka tak heran banyak masyarakat dari
anak-anak , remaja , bahkan kalangan dewas pun menyukai makan di tempat makan
cepat saji . Namun para masyarakat yang mengkonsumsi makanan cepat saji harus
menyadari resiko , karena makanan cepat cepat saji tidak semuanya menyehatkan
dan tidak semua memiliki kandungan gizi yang baik .Maka jika sering
mengkonsumsi makanan cepat saji sebaiknya diperhatikan pola hidup yang baik
agar tetap sehat.
2.2
Produksi makanan
cepat saji (fast food)
2.2.1 Kemasan makanan cepat saji
Kemasan
makanan adalah wadah atau tempat makanan agar kualitas makanan tetap
baik, meningkatkan penampilan produk, dan memudahkan transportasi. Sampai saat
ini menurut Ketua Federasi PengemasanIndonesia Hengky Darmawan di
Indonesia sistem pengemasannya baru 10% yang sesuai aturan SNI. Pemilihan
jenis kemasan harus memperhatikan food grade dan food safety. Beberapa faktor
yang mempengaruhi produsen dalam memilih kemasan adalah tampil menarik, mampu
melindungi produk yang dikemas, dan pertimbangan ekonomis.
Bahan
yang digunakan selama ini berupa plastik atau styrofoam (pembungkus mie instant dan nugget),
PVC (polyvinyl clorida untuk
pembungkus kembang gula), kaleng (makanan buah, susu, makanan lauk-pauk).
Unsur-unsur bahan pengemas yang berbahaya bagi kesehatan konsumen karena
terdapatnya zat plastik berbahaya seperti PVC yang
dapat menghambat produksi hormon testosteron (Atterwill dan Flack, 1992)
kemasan kaleng disinyalir mengandung timbal (Pb) dan VCM (Vinyl Chlorid Monomer) yang bersifat karsinogenik
yaitu memacu sel kanker, dan styrofoam bersifat mutagenik (mengubah gen) dan
karsinogenik.
2.3
Distribusi makanan
cepat saji (Fast Food)
Fast food bebas
dikonsumsi oleh siapa saja, dari anak-anak hingga orang dewasa. Kebanyakan yang
mengkonsumsi fast food adalah orang-orang yang memiliki aktivitas berlebih yang
tidak mempunyai waktu untuk memasak makanan di rumah. Mereka lebih memilih
membeli makanan di luar karena lebih praktis.
Fast food telah tersebar di segala
penjuru terutama di kota-kota besar yang memiliki penduduk sangat padat.
Berbagai macam bentuk fast food yang telah di distribusikan di semua daerah.
Bahkan di negara-negara maju telah menjadi konsumsi sehari-hari.
2.4
Nilai Gizi makanan
cepat saji (Fast Food)
Sehat adalah
berfungsinya organ tubuh secara fisiologis normal. Dalam konsumsi pangan
konsumen tidak hanya menilai dari citarasa dan nilai gizinya tetapi juga
mempertimbangkan pengaruh pangan terhadap kesehatan dan kebugaran tubuh, atau
menurunkan efek negatif suatu penyakit, dan kalau memungkinkan menyembuhkan
penyakit tersebut.
Pada umumnya
menu makanan cepat saji mengandung kalori, garam dan lemak termasuk kolesterol
dalam jumlah yang besar, selain itu menu ala Barat umumnya hanya sedikit
mengandung serat (dietary fiber) dibanding makanan
di rumah tangga. Kalori adalah satuan ukuran untuk energi yang didapatkan tubuh
dari makanan seperti dari karbohidrat, protein dan lemak. Setiap gram
karbohidrat dan protein memberikan kurang lebih 4 kalori energi, sedangkan dari
1 gram lemak diperoleh hampir 9 kalori.
Oleh karenanya
dapat diduga bahwa menu makanan cepat saji ala Barat mengandung kalori yang
lebih tinggi dibandingkan dengan makanan rumahan serta tidak mengandung
beberapa unsur yang diperlukan tubuh (serat, vitamin, mineral) dalam jumlah
yang cukup. Fungsi normal tubuh seperti bernapas dan denyut jantung, serta
aktivitas fisik membutuhkan energi. Kebutuhan energi setiap orang berbeda-beda,
antara lain dipengaruhi oleh faktor usia, jenis kelamin, dan tingkat aktivitas
seseorang.
Kekurangan
kalori merupakan salah satu penyebab menurunnya produktivitas kerja. Sebaliknya
kelebihan kalori akan menambah berat badan dan menyebabkan kegemukan. Banyak
penelitian membuktikan, seperti halnya kegemukan (obesitas), konsumsi makanan
tinggi lemak menyebabkan peningkatan kolesterol dalam darah dan merupakan salah
satu faktor resiko pemicu penyakit jantung, stroke dan diabetes. Selain itu,
diet tinggi lemak juga memperbesar resiko terkena kanker, terutama kanker
payudara dan usus besar.
Dalam hidupnya,
setiap orang juga membutuhkan asupan garam dari makanan, untuk mengganti
sejumlah zat gizi yang dikeluarkan tubuh sehari-hari. Pengeluaran tersebut
antara lain melalui keringat, tinja dan air kemih. Unsur natrium adalah
kandungan mineral yang paling dominan menjadi komposisi garam dalam makanan.
Pada orang tertentu, diet tinggi garam mempunyai hubungan dengan resiko
terjadinya penyakit darah tinggi.Adapun serat dari makanan merupakan
karbohidrat komplek, yang tidak turut dicerna. Serat dapat membantu fungsi
pencernaan dengan mengurangi kemungkinan sulit buang air besar, selain peran
lainnya dalam menurunkan kadar kolesterol dan gula darah.
2.5
Jenis-Jenis Makanan Cepat Saji (Fast Food)
1.
Makanan
Gorengan
Golongan
makanan ini pada umunya kandungan kalorinya tinggi, kandungan lemak/minyak dan
oksidanya tinggi. Bila dikonsumsi secara regular dapat menyebabkan kegemukan,
mengakibatkan hyperlipitdema dan sakit jantung korener. Dalam prosese
menggoreng sering terjadi banyak zat karsiogenik, hal mana telah dibuktikan
kecenderungan kanker bagi mereka yang mengkonsumsi makanan gorengan jauh lebih
tinggi dari yang tidak / sedikit mengkonsumsi makanan gorengan.
2.
Makanan
Kalengan
Baik
yang berupa buah kalengan atau daging kalengan, kandungan gizinya sudah banyak
dirusak, terlebih kandungan vitaminnya hampir seluruhnya mengalami penurunan
baik kualitas maupun kuantitas dari bahan asalnya. Terlebih dari itu kandungan
proteinnya telah mengalami perubahan sifat hingga penyerapannya diperlambat.
Nilai gizinya jauh berkurang. Selain itu banyak buah kalengan berkadar gula
tinggi dan diasup ke tubuh dalam bentuk cair sehingga penyerapannya sangat
cepat. Dalam waktu singkat dapat menyebabkan kadar gula darah meningkat,
memberatkan beban pancreas. Bersamaan dengan tingginya kandungan kalori,
juga dapat menyebabkan obesitas.
3.
Makanan Asinan
Dalam proses pengasinan dibutuhkan penambahan
garam secara signifikan, hal mana dapat mengakibatkan kandungan garam makanan
tersebut melewati batas, menambah beban ginjal. Bagi pengkonsumsi makanan
asinan tersebut, bahaya hipertensi dihasilkan. Terlebih pada proses pengasinan
sering ditambahkan amonium nitrit yang menyebabkan peningkatan bahaya kanker
hidung dan tenggorokan. Kadar garam tinggi dapat merusak selaput lendir pada
lambung dan usus. Bagi mereka yang secara kontinyu mengkonsumsi makanan asin
dapat menyebabkan radang lambung dan usus.
4.
Makanan
daging yang di olah (hamburger, sosis, dll)
Dalam
makanan golongan tersebut mengandung garam nitrit dapat menyebabkan kanker,
juga mengandung pengawet/pewarna dll yang memberatkan beban hati / lever. Dalam
ham dsb kadar natriumnya tinggi, mengkonsumsi dalam jumlah besar dapat
mengguncangkan tekanan darah dan memberatkan kerja ginjal.
5.
Makanan dan
daging berlemak dan jerohan.
Walaupun
makan ini mengandung kadar protein yang baik serta vitamin dan mineral, tapi
dalam daging berlemak dan jerohan mengandung lemak jenuh dan kolestrol yang
sudah divonis sebagai pencetus penyakit jantung. Makan jerohan binatang dalam
jumlah banyak dan waktu lama dapat menyebabkan pernyakit jantung koroner dan
tumor ganas (kanker usus besar), kanker payudara dll.
6.
Olahan Keju
Sering
mengkonsumsi olahan keju dapat menyebabkan penambahan berat badan hingga gula
drah meninggu. Mengkonsumsi cake/kue keju bertelur menyebabkan kurang gairah
makan. Konsumsi makanan berkadar lemak dan gula tinggi sering mengakibatkan
pengosongan perut. Banyak kasus terjadinya hyperakiditas dan rasa terbakar.
7.
Mie Instan
Makanan
ini tergolong makanan tinggi garam, miskin vitamin, mineral. Kadar garam tinggi
menyebabkan beratnya beban ginjal, meningkatkan tekanan darah dan mengandung
trans lipid, memberatkan beban pembuluh darah jantung.
8.
Makanan
yang dipanggang / dibakar
Mengandung
zat penyebab kanker.
9.
Sajian
manis beku
Termasuk golongan ini ice cream, cake beku dll. Golongan ini punya 3
masalah karena mengandung mentega tinggi yang menyebabkan obesitas karena kadar
gula tinggi mengurangi nafsu makan juga karena temperature rendah sehingga
mempengaruhi usus.
10.
Manisan
kering
Mengandung
garam nitrat. Dalam tubuh bergabung dengan ammonium menghasilkan zat
karsiogenik juga mengandung esen segai tambahan yang merusak fungsi hati dan
organ lain, mengandung garam tinggi yang menyebabkan tekanan darah tinggi dan
memberatkan kerja ginjal.
2.6
Zat-zat yang Terkandung dalam makanan cepat saji
(Fast Food)
Beberapa jenis fast food kaya akan minyak dan mentega, dan
hampir tidak tersedia pilihan fast food dengan kadar lemak yang dikurangi. Di
samping itu, fast food juga cenderung hanya mengandung sedikit sayur dan buah.
Berikut ini adalah zat-zat yang tidak baik yang terkandung dalam berbagai macam
fast food :
1.
Zat Aditif. Zat ini diperuntukkan agar mutu dan
kestabilan makanan tetap terjaga. Zat yang sangat sering di gunakan untuk hal
ini adalah penyedap rasa (mono sodium glutamate), pengawet seperti BHA,
K-nitrit dll, anti kempal, pemutif dan pematang tepung (aseton peroksida)dan
sekustran (asam fosfat).
2.
Lemak yang tinggi, termasuk kolesterol yang
mencapai 70% serta hanya sedikit mengandung serat yang justru sangat dibutuhkan
oleh tubuh.
3.
Kalori yang
tinggi. Menurut peneliti, jumlah kalori dari fast food lebih tinggi dari
makanan yang dimasak sendiri di rumah. Jumlah
kalori yang seharusnya dikonsumsi dalam sehari bisa dipenuhi hanya dengan
sekali makan di fast food outlet dengan mengonsumsi makanan seperti burger,
kentang goreng, minuman dan makanan penutup.
4.
Mengandung protein hewaninya yang cukup kaya.
5.
Natrium
yang berlebihan.
2.7
Perbedaan Fast Food dengan Junk Food
Junk
food adalah istilah yang mendeskripsikan makanan yang tidak sehat atau
memiliki sedikit kandungan nutrisi. Junk food mengandung jumlah lemak yang
besar. Makanan cepat saji seperti hamburger, kentang goreng dari
McDonald, KFC dan Pizza Hut sering dianggap sebagai junk food. Junk food
termasuk kedalamnya jenis makanan yang tinggi kandungan garam, gula, lemak dan
tinggi kalori serta rendah nutrisi. Makanan bergaram, permen, permen karet,
makanan penutup yang mengandung gula, makanan cepat saji gorengan, dan minuman
yang berkarbonasi adalah jenis junk food yang utama.
Umumnya, junk
food menawarkan sedikit protein, vitamin dan mineral dan tinggi kalori yang
berasal dari gula atau lemak. Istilah nol kalori mencerminkan sedikit nutrisi
pada junk food ini. Junk food juga dapat diartikan secara harfiah menjadi
“makanan rongsokan” atau bisa disebut juga “makanan tak berguna”. Makanan yang
dijadikan sebagai perilaku gaya hidup yang muncul karena globalisasi dan
modernisasi ini ternyata tidak memiliki nilai-nilai nutrisi yang baik untuk
kesehatan tubuh kita, sehingga sebutan junk food ini
benar-benar sesuai untuk disandangnya.
Masyarakat di
era modern ini ternyata terlalu berlebihan mengonsumsi junk food, bahkan dijadikan sebagai makanan
favoritnya. Tidak aneh juga, karena iklan-iklan yang digencarkannya melalui
televisi dan media cetak dapat memberikan pengaruh besar dalam mempromosikan junk food ini. Umumnya anak dan remaja merupakan golongan yang
sering memakan junk food. Seorang ahli menyatakan bahwa terlalu banyak memakan
junk food merupakan salah satu faktor yang mengkontribusi terjadinya obesitas
pada anak.
Orang tua
biasanya mengenali kebanyakan junk food seperti permen, biscuit, donat, sereal,
es krim, soda, dan minuman buah, namun biasanya orangtua tak terlalu
memperhatikannya. Sebagai tambahan, junk food tidak hanya makanan yang
mengandung banyak gula, tetapi juga yang mengandung tinggi garam, atau tinggi
kalori yang tidak mengandung nilai kalori seperti serat, vitamin dan mineral.
Juga perlu diingat bahwa junk food bisa mengandung banyak kalori yang berasal
dari gula atau lemak. Contoh junk food selain permen dan snack antara lain :
hamburger daging, hamburger keju, tacos, roti lapis ayam, kentang goreng,
nugget, nachos, keripik kentang, pizza.
Kehadiran fast
food langsung disukai oleh masyarakat karena cocok untuk gaya hidup orang
modern. Cara penyajiannya cepat sehingga semua orang bisa menyantapnya sambil
berdiri atau berjalan, bahkan jalan-jalan di taman kota. Bertahun-tahun gaya
hidup serba instan itu berjalan, sampai akhirnya mereka tersadar bahwa maraknya
fast food telah membuat jumlah orang gemuk di AS juga meningkat tajam.
Sebenarnya fast food tidak sama dengan junk food (makanan sampah yang hanya
padat kalori). Bahan penyusun fast food termasuk golongan pangan bergizi. Yang
penting dilakukan adalah bagaimana mengatur frekuensi makan fast food agar
tidak dikonsumsi secara berlebihan. Junk food adalah kata lain untuk makanan
yang jumlah kandungan nutrisinya terbatas. Umumnya yang termasuk dalam golongan
junk food adalah makanan yang kandungan garam, gula, lemak, dan kalorinya
tinggi, tetapi kandungan gizinya sedikit.
BAB
III
METODE
PENELITIAN
3.1
Metode Penelitian
3.1.1
Objek Penelitian
Dalam penelitian ini, objek yang di teliti oleh penulis
adalah seorang karyawati yang bekerja disebuah perusahaan swasta.
3.2
Metode Pengumpulan Data
Penulis melakukan pengumpulan data untuk mempermudah proses
penelitian dengan beberapa metode yang dilakukan. Metode tersebut antara lain :
1.
Wawancara
Data dan informasi yang berkaitan dengan dampak negatif dari makanan
cepat saji ini di dapatkan penulis dengan cara menggunakan beberapa pertanyaan.
Pihak yang penulis wawancara adalah salah seorang karyawati perusahaan swasta
di Jakarta yang memiliki kebiasaan mengkonsumsi makanan cepat saji.
2.
Internet Browsing
Internet browsing merupakan suatu hal yang penting dan sangat membantu
dalam memudahkan pencarian data dari berbagai sumber jaringan informasi yang
sangat luas. Data yang diperoleh bisa berupa teks maupun gambar. Kegiatan browsing ini hanya difokuskan untuk
memperoleh data dan berbagai masukan yang akurat berkenaan dengan tema
penelitian yang sedang dilaksanakan.
3.3
Metode Analisis Data
Metode analisis yang digunakan dalam karya tulis ini adalah deskripsi
kualitatif. Data-data yang penulis peroleh berupa data verbal (dari proses
wawancara) dan browsing internet.
Data tersebut diolah menjadi kalimat yang padu dan disajikan dalam bentuk
rangkaian paragraf yang dilengkapi beberapa gambar. Dengan begitu, pembaca akan
lebih mudah memahami materi yang penulis sajikan.
BAB IV
PEMBAHASAN
4.1
Profil Objek Penelitian
Berdasarkan wawancara penulis dengan seorang konsumen yang
bekerja sebagai karyawati di salah satu perusahaan swasta di Jakarta, penulis
mendapatkan informasi mengenai tingkat keseringan konsumen tersebut dalam
mengkonsumsi makanan cepat saji atau makanan instan. Hasil yang di dapatkan
sebagai berikut :
1.
Tingkat
keseringan konsumen tersebut mengkonsumsi makanan cepat saji.
2.
Konsumen
mengkonsumsi makanan cepat saji dalam sehari mencapai 2-3kali per hari.
3.
Jenis
makanan cepat saji yang dikonsumsi adalah sebagai berikut :
a.
Mie instan
b.
Makanan
ringan ( snack )
c.
Softdrink
d.
Burger,
pizza, sosis, gorengan
4.2
Dampak negatif makanan cepat saji terhadap pola
makan
Konsumen yang rata-rata memiliki jam sibuk atau tidak
memiliki waktu untuk memasak makanan sendiri, cenderung mengkonsumsi makanan
cepat saji secara terus menerus. Hal ini sangat berakibat buruk terhadap
kesehatan tubuh dan menimbulkan berbagai penyakit. Meskipun konsumen yang
mengkonsumsi makanan cepat saji tersebut hanya satu hari dan pada saat itu juga
tidak akan langsung terjadi reaksinya. Dampaknya akan terasa sekitar 10 tahun
yang akan datang.
Pola makan yang konsumtif ini akan memperburuk pola makan
sehari-hari. Konsumen lebih cenderung ngemil
daripada memakan makanan yang sehat yang seharusnya mereka konsumsi ( 4
sehat 5 sempurna ) dan jadwal makan menjadi tidak teratur.
4.3
Dampak negatif Fast Food terhadap kesehatan
Beberapa dampak negatif makanan cepat saji adalah sebagai berikut:
1.
Meningkatkan
Resiko Serangan Jantung
Kandungan kolesterol yang tinggi pada makanan cepat saji dapat
mengakibatkan penyumbatan pembuluh darah. Pembuluh darah yang tersumbat akan
membuat aliran darah tidak lancar yang dapat mengakibatkan terjadinya serangan
jantung koroner.
2.
Membuat
Ketagihan
Makanan cepat saji mengandung zat aditif yang
dapat membuat ketagihan dan merangsang untuk ingin terus memakannya sesering
mungkin.
3.
Meningkatkan Berat Badan
Jika suka mengonsumsi makanan cepat saji dan jarang berolahraga, maka
dalam beberapa minggu tubuh akan mengalami penambahan berat badan yang tidak
sehat. Lemak yang di dapat dari mengonsumsi makanan cepat saji tidak digunakan
dengan baik oleh tubuh jika tidak berolahraga. Lemak inilah yang kemdian
tersimpan dan menumpuk dalam tubuh.
4.
Meningkatkan
Resiko Kanker
Kandungan lemak yang tinggi yang terdapat dalam makanan cepat saji dapat
meningkatkan risiko kanker, terutama kanker payudara dan usus besar.
5.
Memicu
Diabetes
Kandungan kalori dan lemak jenuh yang tinggi dalam makanan cepat saji
akan memicu terjadinya resistensi insulin yang berujung pada penyakit diabetes.
Resistensi insulin terjadi ketika sel-sel tubuh tidak merespon insulin sehingga
menurunkan penyerapan glukosa yang menyebabkan banyak glukosa menumpuk di
aliran darah.
6.
Memicu
Tekanan Darah Tinggi
Garam dapat membuat masakan menjadi jauh lebih nikmat. Hampir semua
makanan makanan cepat saji mengandung garam yang tinggi. Garam mengandung
natrium, ketika kadar natrium dalam darah tinggi dan tidak dapat dikeluarkan
oleh ginjal, volume darah meningkat karena natrium bersifat menarik dan menahan
air. Peningkatan ini menyebabkan jantung bekerja lebih keras untuk mengalirkan
darah ke seluruh tubuh yang menyebabkan tekanan darah tinggi.
7.
Maag
Penyakit maag atau juga biasa dikenal dengan nama gastritis merupakan suatu
keadaan kesehatan dimana terjadi pembengkakan, peradangan atau iritasi pada
lapisan lambung. Penyakit ini biasanya menyerang tiba-tiba dan berlangsung
singkat, namun ada saatnya juga merupakan bagian penyakit kesehatan yang serius
dan berlangsung cukup lama. Hingga saat ini belum ada cara yang mudah untuk hidup sehat
terbebas dari sakit maag selain memperbaiki
pola hidup dan pola makan.
4.4
Upaya Meminimalisasi Dampak Negatif
Fast Food
Untuk mengurangi dan meminimalisasi dampak negatif zat aditif
makanan cepat saji (fast food) dapat
di upayakan dengan beberapa cara antara lain :
1.
Secara
Internal
Mengurangi konsumsi makanan siap saji, meningkatkan konsumsi sayur dan
buah-buahan serta mengkonsumsi vitamin. Beberapa
vitamin diduga mengandung zat antikarsinogen diantaranya adalah Vitamin A, C, E
banyak terdapat dalam sayur dan buah; asam folat terdapat dalam brokoli, bayam
dan asparagus: Betakaroten, Vitamin B3 (niasin), vitamin D dalam bentuk aktif
(1.25-hidroksi) terdapat pada mentega, susu, kuning telur, hati, beras dan
ikan.
Memberi
pengertian pada keluarga tentang bahaya zat aditif, mengawasi, mengontrol
pemberian dan penggunaan uang jajan dan membiasakan membawa bekal makanan
sehat dari rumah.
2.
Secara Eksternal
Produsen diperlukan
kesadaran dan tanggung jawab produsen terhadap penggunaan zat aditif pada bahan
pangan yang diproduksikan, memberikan informasi yang jelas komposisi makanan
termasuk zat aditif yang ditambahkan. Pemerintah melakukan pengawasan dan
menindak tegas produsen yang melanggar aturan yang berlaku. Meneruskan kegiatan
PMT-AS (Program Makanan Tambahan-Anak Sekolah) dengan memanfaatkan sumber
makanan lokal.
Non-pemerintah (LSM)
memfasilitasi terbentuknya kelompok konsumen, mendorong peran serta masyarakat
sebagai pengawas kebijakan publik, mengantisipasi kebijakan global yang
berdampak pada konsumen, melakukan pengawasan dan bertindak sebagai pembela
konsumen. Tepat jika disadari pula, bahwa makanan bukan satu-satunya faktor
pencetus kondisi-kondisi gangguan kesehatan tersebut. Kegemukan secara garis
besar terjadi karena asupan kalori lebih banyak dari jumlah kalori yang
dibakar, guna keperluan tubuh menjalankan fungsinya dan beraktivitas.
Akibatnya, kelebihan kalori yang tidak dibakar tersebut akan menumpuk di tubuh,
dalam bentuk lemak. Sehingga berat badan dan kandungan lemak dalam tubuh,
termasuk kolesterol darah, dapat cenderung meningkat. Untuk itu, kita perlu
lebih selektif dalam memilih makanan, serta dikombinasikan dengan kebiasaan
hidup sehat lainnya. Misalnya, berolahraga secara teratur akan memberikan hasil
lebih optimal pada kesehatan tubuh.
4.4.1
Cara
mengurangi mengkonsumsi Fast Food
Ambil
langkah-langkah untuk diet dan
pola makan yang lebih baik, tidak peduli betapa sedikit waktu yang
dimiliki. Dengan beberapa trik baru, akan bermanfaat pada diet harian dan
mungkin akan meningkatkan energi secara keseluruhan. Untuk memulai pola makan
sehat, butuh meluangkan sedikit waktu untuk membuat perencanaannya, tetapi jika
sudah tersusun maka akan sangat membantu untuk ke depannya.
Persiapan
adalah segalanya, buat daftar saat berbelanja, jangan mengambil apa saja yang
tertangkap oleh mata. Daftar belanja akan mengontrol nafsu belanja dan mungkin
juga bisa menghemat uang. Untuk hasil yang lebih maksimal, biasakan belanja
untuk keperluan 2 minggu ke depan, dengan berisi bahan makanan bergizi untuk
meningkatkan daya tahan tubuh, sehingga kita tidak mudah sakit.
Pilih bahan makanan yang mudah disiapkan.
Lalu
mulailah meluangkan waktu untuk memasak makanan sendiri di rumah, baik untuk
makanan utama maupun snack. Jika merasa perlu untuk memesan makanan di luar,
usahakan untuk memilih makanan yang sehat, lebih baik memilih makanan seperti
ayam dan salad daripada burger atau kentang goreng. Beberapa restoran cepat
saji mulai menyediakan pilihan makanan yang sehat, seperti makanan yang
dipanggang, buah-buahan dan
salad.
Coba
untuk membatasi minuman soda dan
minuman ringan lainnya, minuman seperti ini dapat memiliki efek buruk pada diet
yang dilakukan. Cobalah untuk tetap makan makanan yang sehat, meski selalu
dibutuhkan persiapan kecil, namun pasti semua itu dapat dilakukan.
BAB V
PENUTUP
5.1
Kesimpulan
Dalam
fast food terkandung banyak sekali zat-zat yang berbahaya dan dapat menimbulkan
penyakit bagi tubuh jika dikonsumsi berlebihan. Sudah banyak penelitian yang
dilakukan oleh para ahli yang memmbuktikan hal ini. Fast food mengandung banyak
sekali kalori,lemak, protein hewani dan zat-zat kimia berbahaya yang tidak baik
jika dikonsumsi berlebihan. Banyak jenis fast food hanya mengandung sedikit
bahan sayur dan buah yang justru dibutuhkan oleh tubuh.
Bukan
hanya penyakit yang dapat ditimbulkan tapi juga ganguan fungsi persafan yang
dapat menyebabkan kita lambat dalam berpikir ataupun bertindak. Tidak hanya
itu, perubahan psikologis juga dapat terjadi karena berlebihan mengonsumsi fast
food. Penyakit, gangguan, ataupun perubahan psikologis tidak akan langsung kita
rasakan saat kita mengonsumsi fast food. Tapi itu semua akan terjadi bila kita
sering mengonsumsinya.
5.2
Saran
Bijaklah
dalam memilih makanan. Jika kita terpaksa memilih makan cepat saji maka
perhatikanlah dulu kandungan dari makanan tersebut. Dan usahakan jangan
mengonsumsi fast food lebih dari satu macam, seperti fried chicken bersama
french fries atau burger bersama french fries. Cukup satu macam saja. Dampak
mungkin tidak terlalu terasa pada saat itu juga, tapi nantinya bagi akan sangat
berpengaruh. Bagaimana tidak, kita menimbun zat aditif di dalam kita, kita
mewariskan penyakit untuk anak cucu kita. Hindarilah makanan cepat saji.
DAFTAR PUSTAKA
minta izin buat kutip ya
ReplyDeletesangat bermanfaat kak, izin untuk dijadikan referensi yaa ka :)
ReplyDeleteTerima kasih banyak kak, izin untuk menjadi referensi makalah saya semoga penulis sehat selalu.
ReplyDelete